Demo Para Walimurid UPT SD Negeri Sumber Padi, Kecamatan Limapuluh, Batu Bara, nyaris ricuh.

Editor: Zonasumut author photo

Zonasumut.id - BatuBara Puluhan orang tua siswa UPT SD Negeri Sumber Padi, Kecamatan Limapuluh, Batu Bara, nyaris ricuh saat menyegel pintu masuk ruangan kelas.

Hal ini salah satu bentuk protes orang tua siswa atas kepemimpinan Kepala Sekolah (Kepsek), Ida Royani Sinaga, Selasa (10/9/2024) pagi.

Aksi ini berhasil diredam setelah dilakukan mediasi oleh Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara, Jonnis Marpaung, beserta sejumlah pejabat dinas.

Dalam forum mediasi, orang tua murid menyampaikan berbagai keluhan, mulai dari dugaan pungutan liar hingga buruknya sarana prasarana sekolah. 

Aksi ini berhasil diredam setelah dilakukan mediasi oleh Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara, Jonnis Marpaung, beserta sejumlah pejabat dinas.

Dalam forum mediasi, orang tua murid menyampaikan berbagai keluhan, mulai dari dugaan pungutan liar hingga buruknya sarana prasarana sekolah. 

Salah satu orang tua, Herlinda Putri Purba, mengungkapkan bahwa anak-anaknya duduk di lantai karena kekurangan bangku. "Anak saya duduk di lantai sejak kelas 4, pulang sekolah baju kotor dan leher sakit karena harus menunduk terus," ungkap Herlinda.

Tuntutan para orang tua tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga masalah pemotongan uang Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp50.000 per siswa pada tahun 2023. Selain itu, Kepala Sekolah juga dituduh melakukan pungutan Rp200.000 untuk siswa yang baru masuk dengan alasan biaya administrasi.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Jonnis Marpaung menegaskan akan menyerahkan penyelidikan terkait dugaan pungutan liar kepada Inspektorat. "Kami sudah berkoordinasi dengan Inspektorat. Segala bentuk kutipan yang tidak memiliki dasar hukum akan ditindak tegas," tegas Jonnis.

Jonnis juga mengakui masih adanya kekurangan dalam hal sarana dan prasarana sekolah. Ia berjanji akan melakukan evaluasi terhadap penggunaan Dana BOS di sekolah tersebut.

Protes ini semakin mencuat setelah sejumlah guru dan komite sekolah turut mendesak agar Kepala Sekolah diganti. Dalam surat pernyataan yang beredar, disebutkan bahwa Kepala Sekolah dan operator sekolah juga dituduh menyalahgunakan dana untuk study tour dan tidak memberikan fasilitas Alat Tulis Kantor (ATK) yang seharusnya tersedia.

Aksi ini memperlihatkan adanya ketidakpuasan yang mendalam di kalangan orang tua murid dan tenaga pendidik terkait manajemen sekolah. Mereka berharap adanya tindakan tegas dari pihak dinas untuk memperbaiki kondisi di UPT SDN 19 Sumber Padi.

Dalam forum mediasi, Kepala Sekolah Ida Royani Sinaga membantah sebagian besar tuduhan yang dilayangkan kepadanya. Menurut Ida, masalah yang terjadi di sekolah adalah persoalan pribadi dengan beberapa guru yang kemudian diperbesar oleh pihak-pihak tertentu.

"Hari ini adalah yang hari bersejarah bagi kepemimpinan saya pak kadis. Seluruh bapak yang ada di sini yang saya hormati, izin saya. Saya sendiripun malu karna lewat masalah bapak semua hadir di sini,” ujarnya.

Pertama, yang disalahkan di sini adalah saya sebagai pemimpin, seperti yang disampaikan tadi oleh bapak kadis dengan pikiran jernih saya sudah memikirkan dan berpikir matang-matang sebelum ini terjadi.

Yang mau saya sampaikan bapak kadis yang terhormat, ketua K3S, seluruh element masyarakat, masalah di sekolah kami ini pak tidak masalah yang berat, ini adalah hanya masalah pribadi saya dengan beberapa orang guru, karna itu sangat saya sayangkan, saya dibenturkan dengan orang tua murid Pungkasnya. (RD)

Share:


File: Print/PDF
Komentar

Berita Terkini